Astronom Gunakan Metode Baru Pastikan Planet 9 sebagai Planet atau Lubang Hitam
Planet 9 kali pertama terkuak dari penemuan para astronom pada Januari 2015 silam, yang mengubah pandangan kita tentang Tata Surya.
Planet raksasa ini kemungkinan telah mengorbit Matahari, jauh di pinggiran Tata Surya.
Dijuluki juga sebagai Planet X, penemuan ini berdasarkan perhitungan matematis dan hipotesis planet belum teramati. Namun, seperti dilansir dari Inverse, Rabu (15/6/2020), sekelompok peneliti dari Harvard University segera menentukan objek misterius ini.
Para ilmuwan dari Black Hole Initiative, di perguruan tinggi tersebut telah menemukan metode baru untuk mendeteksi lubang hitam di bagian terluar Tata Surya.
Dengan metode baru ini, mereka berharap akan dapat memastikan apakah Planet 9 sebenarnya adalah sebuah planet atau lubang hitam.
Studi ini telah diterima untuk dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal Letters.
Lubang hitam cenderung nyaris tidak terdeteksi. Mahluk kosmik besar ini diselimuti kegelapan karena cahaya itu sendiri tidak dapat lepas dari tarikan gravitasi yang sangat kuat.
Kendati demikian, metode baru rencananya akan menemukan lubang hitam berdasarkan suar yang dipancarkan, jika komet menghadang jalan mereka.
"Karena lubang hitam secara intrinsik gelap, radiasi yang memancar pada jalan menuju mulut lubang hitam adalah satu-satunya cara untuk menerangi ruang gelap ini," kata Avi Loeb, profesor sains di Harvard University, anggota dari penelitian ini.
Para ilmuwan rencananya akan menggunakan Rubin Observatory's Legacy Survey of Space and Time. Survei langit ini akan dimulai pada 2022 dan akan dilakukan selama 10 tahun ke depan.
Survei tersebut dilakukan untuk mengamati pertambahan api dari objek Oort Cloud kecil yang berinteraksi dengan lubang hitam di bagian terluar Tata Surya. Oort Cloud adalah awan teoritis dari objek es kecil yang mengelilingi Matahari pada jarak sekitar 3,2 tahun cahaya. Dengan metode ini, tim berharap dapat memisahkan planet dari lubang hitam. "Metode ini dapat mendeteksi atau mengesampingkan lubang hitam bermassa planet yang terperangkap ke Oort Cloud, atau sekitar 1.000 unit objek astronomi," kata Amir Siraj, seorang mahasiswa Harvard, dan anggota dari tim peneliti ini.
Tim ilmuwan ini berharap untuk memulai dengan Planet 9 yang misterius sebagai kandidat pertama mereka, yang mereka yakini bisa menjadi lubang hitam dengan massa planet yang serupa.
Planet 9 ditemukan berdasarkan bukti matematika oleh para astronom dari California Institute for Technology (CALTECH).
Mereka menunjukkan adanya planet seukuran Neptunus mengorbit pada Matahari dengan panjang orbit yang sangat panjang dan lokasinya jauh di luar orbit Pluto.
Planet 9 ini diyakini memiliki massa sekitar 10 kali Bumi dan mengorbit sekitar 20 kali lebih dari jauh Matahari.
No comments: