Ads Top


Alam semesta merupakan tempat yang sangat indah dan “liar”. Terdapat banyak hal di alam semesta yang masih di luar jangkauan pengetahuan manusia. Salah satu objek di alam semesta yang selalu menarik perhatian karena dianggap ekstrem, aneh, dan “menakutkan” adalah black hole atau lubang hitam. Lubang hitam merupakan objek di luar angkasa yang memiliki gravitasi yang sangat kuat sehingga cahaya pun tidak bisa keluar dari tarikannya. Karena tidak ada cahaya yang bisa keluar dari daya tarik gravitasinya, maka objek luar angkasa ini disebut sebagai lubang hitam. Dilansir dari NASA, 22 Agustus 2018, sebenarnya lubang hitam tidak bisa dilihat karena tidak ada setitik pun cahaya.

Namun, para ilmuwan mampu melihat bagaimana gravitasi yang kuat memengaruhi bintang dan gas yang ada di sekitar lubang hitam.

Ketika lubang hitam dan bintang saling berdekatan, akan ada cahaya berenergi tinggi yang tidak bisa dilihat mata manusia. Dengan satelit dan teleskop luar angkasa, ilmuwan akan melihat cahaya berenergi tinggi tersebut sehingga mampu mengenali lubang hitam. Lantas, apakah lubang hitam benar-benar berbentuk “lubang”? Jika iya, ke mana lubang hitam mengarah? Regina Caputo, astrofisikawan di NASA, mengatakan, meski lubang hitam tampak seperti “lubang”, ia tidak kosong dan ada banyak materi yang terkondensasi menjadi satu titik yang disebut singularitas.

Dilansir dari Discover Magazine, 29 Februari 2020, ketika memasuki singularitas lubang hitam, para astronom tidak tahu apa yang terjadi. Ukuran lubang hitam bisa besar atau kecil. Para ilmuwan memperkirakan lubang hitam terkecil ukurannya sama dengan satu atom. Meski berukuran sangat kecil, lubang hitam tersebut memiliki massa sebesar gunung. Massa dalam hal ini adalah jumlah materi dalam suatu benda. Lubang hitam lain yang disebut “bintang” memiliki massa hingga 20 kali lebih banyak dari massa matahari. Sementara itu, lubang hitam terbesar memiliki massa yang lebih dari 1 juta matahari. Para ilmuwan menemukan bukti bahwa setiap galaksi besar memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya.

Galaksi Bima Sakti memiliki lubang hitam supermasif yang disebut Sagitarius A. Ia memiliki massa yang setara dengan 4 juta matahari. Lubang hitam supermasif tersebut akan muat di dalam bola yang sangat besar yang dapat menampung beberapa juta Bumi. Meski terdapat lubang hitam supermasif di Galaksi Bima Sakti, Bumi tidak akan jatuh ke dalam lubang hitam. Pasalnya, tidak ada lubang hitam yang cukup dekat dengan tata surya. Bahkan, jika lubang hitam yang bermassa sama dengan matahari menjadi pusat tata surya, Bumi tetap tidak akan jatuh ke lubang hitam.

Lubang hitam tersebut akan memiliki gravitasi yang sama dengan matahari, sementara Bumi dan planet lain akan mengorbitnya sebagaimana mereka mengorbit Matahari. Namun, Matahari pun tidak akan bisa berubah menjadi lubang hitam karena Matahari tidak cukup besar untuk membuat lubang hitam.


 

No comments:

Powered by Blogger.