Jejak Benda Luar Angkasa Ditemukan di Pegunungan Afrika Selatan
Salah satu sinyal EPR menyerupai sesuatu yang pernah dilihat para ilmuwan sebelumnya di karbon chondrites–sampel meteroit kuno yang mengandung senyawa organik.
Pembacaan sinyal anomali lainnya menunjukkan nanopartikel nikel, kromium dan besi. Material-material tersebut jarang ditemukan pada formasi batuan terestrial sehingga diduga berasal dari sebuah tempat yang jauh.
“Spinel krom kaya Ni, atau yang juga biasa disebut ‘spinel kosmik’ terbentuk selama masuknya benda-benda luar angkasa ke atmosfer Bumi,” kata Didier Gourier, peneliti utama dan ahli kimia dari PSL Research University.
Dalam hipotesisnya, para peneliti menyatakan bahwa hujan es mikrometeorit mungkin telah tercampur di atmosfer dengan awan abu vulkanik. Dan ketika meteri tersebut perlahan-lahan melayang ke permukaan Bumi, jejak karbon ekstraterestrial terawetkan bersama spinel kosmik yang baru terbentuk dan tersimpan selama miliaran tahun.
Tentu saja ini masih bersifat hipotesis. Meski begitu, penemuan tersebut menjadi yang terbesar dalam sejarah sains organik luar angkasa. Peneliti hanya perlu mempelajarinya lebih lanjut.
No comments: