Ads Top


Planet tetangga kita, Venus, sempat diperkirakan mampu menopang kehidupan, karena pernah ditemukan gas fosfin, menurut laporan sebelumnya. Gas fosfin sendiri di Bumi adalah zat yang diproduksi oleh mikroba.
Namun dalam studi terbaru di Nature Astronomy, Senin (28/06/2021) ternyata harus menghapus harapan akan kehidupan dalam bentuk organisme kecil di planet itu. Lantaran, jumlah air di atmosfer Venus ternyata sangat rendah, bahkan mikroba seperti Bumi yang paling toleran pun tidak bisa menghadapi kekeringan dan bertahan hidup di sana.

Tim penelitian yang dipimpin oleh John Hallsworth dari Queen's University itu mengukur data terkait suhu, kelembaban, dan tekanan awan sulfat tebal yang meliputi Venus. Data itu dikumpulkan dari beberapa penelitian yang terbang di sekitar planet itu.

Dari data itu, para ilmuwan menghitung aktivitas air, tekanan uap air pada molekul individu di awan.

"Saat kami melihat konsentrasi efektif molekul air di awan itu, kami menemukan bahwa itu seratus kali terlalu rendah bahkan untuk organisme Bumi yang paling tangguh sekalipun untuk bertahan hidup," ujar John Hallsworth, dikutip dari Live Science. "Itu jarak yang tidak bisa dijembatani."

Hallsworth juga menanggapi terkait fosfin dapat dihasilkan oleh mikroorganisme yang berada di awan Venus. Mikroorganisme dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam tetesan air di atmosfer ketika suhunya memungkinkan.


Tetapi jika didasari data temuan dari beberapa pesawat antariksa di Venus, tetap saja tidak meninggalkan kemungkinan apa-apa untuk hidup di awan sekalipun, katanya dalam konferensi penelitian pada Kamis, (24/06/2021).

Mikroorganisme di Bumi dapat hidup dalam kondisi ekstrem pada suhu sedingin minus 40 derajat Celcius. Pada aktivitas air dalam skala 0 sampai 1, daya bertahan hidup terendahnya adalah 0,585. Sedangkan tingkat aktivitas air yang ditemukan dalam molekul di awan Venus hanya 0,004.

"Sistem kehidupan termasuk mikroorganisme sebagian besar terdiri dari air dan tanpa terhidrasi, mereka tidak dapat aktif dan tidak dapat berkembang biak," jelas Hallsworth.

Chris McKay ahli astrobiologi NASA yang terlibat dalam makalah itu mengatakan di forum itu, temuan ini sangat valid, dan armada misi luar angkasa yang kini dipersiapkan untuk Vernus berikutnya tidak akan memberikan hasil apa-apa terkait harapan untuk kehidupan pada planet tetangga kita.

"Hasil temuan kami itu belandaskan langsung pada pengukuran," terang McKay.

"Ini bukan model, bukan asumsi. Misi yang barus saja ditentukan NASA untuk pergi ke Venus akan melakukan pengukuran yang sama juga--suhu, tekanan--dan mereka  akan sampai pada kesimpulan yang sangat sama [dengan temuan kami], karena Venus tidak berubah dalam waktu dekat."

Jika secara teoretis standar terendahnya adalah 0,585 dalam skala itu, McKay menyebut awan di Jupiter juga bisa menyediakan aktivitas air yang mendukung kehidupan.

Data yang dikumpulkan oleh pesawat Galileo di ketinggian 42 dan 68 kilometer di atas planet raksasa di tata surya itu menunjukkan aktivitasnya berada tepat di atas ambang batas itu. Suhu di wilayah ini juga hampir dapat bertahan sekitar minus -40 derajat Celcius.


"Jupiter terlihat jauh lebih memungkinkan. Setidaknya ada lapisan di awan Jupiter yang dapat memenuhi kebutuhan air," kata McKay. "Itu tidak berarti ada kehidupan. itu hanya berarti ada sesuatu yang sehubungan degan air akan baik-baik saja."

Hallsworth juga menambahkan kalau teknik penghitungan aktivitas air juga dapat digunakan akan kelayakhunian di planet lain, termasuk di luar tata surya.

Bagaimanapun, baik di Venus, Jupiter, atau planet-planet lainnya, tingkat radfiasi ultraviolet yang tinggi atau kekurangan nutrisi mesti diperhitungkan.

Lantaran, kelebihan atau kekurangan itu dapat mencegah kehidupan potensial berkembang, dan pengkuran yang sama sekali baru akan diperlukan untuk menemukan apakah suatu temuan valid atau tidak.

No comments:

Powered by Blogger.