Tiongkok Ingin Membangun Keberadaan Manusia yang Berkelanjutan di Mars
iongkok sedang mencari cara untuk membawa astronot mereka ke Mars dan kembali dengan selamat untuk potensi membangun kehadiran jangka panjang manusia di Planet Merah menurut seorang pejabat senior industri luar angkasa Tiongkok pada Rabu 16 Juni lalu di konferensi Global Space Exploration di St. Petersbutg, Rusia.
Wang Xiaojing, presiden China Academy of Launch Vehichle Technology (CALT( mengatakan kepada hadirin bahwa Tiongkok sedang meneliti pilihan terbaik untuk misi manusia yang berkelanjutan ke Mars.
Melihat keberhasilan pendaratan dari Mars Tianwen-1 Zhurong, Wang berkata bahwa Tiongkok memiliki rencana yang lebih besar, bahkan di luar misi pengembalian sampel Mars yang direncanakan meluncur pada awal 2029.
Misi ini dimulai dengan pos terdepan orbital, lalu mendarat di permukaan planet dan akhirnya membangun pangkalan Mars. Tahap ketiganya, membentuk apa yang disebut "ekonosfer"—fasilitas armada Bumi ke Mars skala besar.
Wang mengatakan bahwa CALT, yang dimiliki oleh China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) telah menyelesaikan penelitian komprehensif tentang arsitektur misi.
Ini termasuk melihat waktu peluncuran yang tersedia, kenis orbit yang dapat digunakan pesawat ruang angkasa untuk sampai ke Mars, dan sistem propulsi orbit yang paling cocok untuk kunjungan jangka pendek dan panjang serta kunjungan rutin dan berulang.
Fase robotik awal dari rencana eksplorasi Tiongkok akan bergantung pada roket kimia, propulsi yang digunakan hari ini untuk peluncuran. Misi akan menggunakans sejumlah peluncur berat untuk membangun pesawat ruang angkasa Mars di orbit, kata Wang.
Fase ekonosfer membayangkan pengembangan armada pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. Rencana yang disajikan oleh Wang ambisius tapi juga pada tahap yang amat awal. CALT membuat banyak roket Long March Tiongkok dan hanya berurusan dengan ide-ide untuk propulsi.
Wang menyampaikan pidato pra-rekamannya saat CALT sedang mempersiapkan peluncuran misi Shenzhou 12, yang dijadwalkan meluncurkan tiga astronot ke stasius ruang angkasa baru Tianhe Tiongkok pada 16 Juni waktu Beijing.
Rencana tersebut tidak mempertimbangkan tantangan mengirim manusia dalam perjalanan panjang, termasuk radiasi dan efek gayaberat mikro.
Lembaga luar angkasa Tiongkok lainnya akan mengerjakan tantangan ini. Namun rencana itu mencangkup beberapa aspek yang sudah dalam pengembangan, termasuk pesawat ruang angkasa awak generasi baru.
Tiongkok saat ini juga bertujuan untuk misi berawak ke bulan pada tahun 2030-an.
No comments: